Rabu, 30 Maret 2016

Aku bersyukur

Aku bersyukur...

Untuk apa?
Untuk kehidupan yang aku jalani...
Untuk nikmat Allah yang tak pernah putus untukku..
Untuk hidup yang lebih baik dari orang-orang yang tak bersyukur..

Aku bersyukur...

Untuk apa?
Untuk rezeki halal yang diberikan Allah melalui kedua orangtuaku...
Untuk rezeki yang cukup sehingga hidupku tak pernah berkekurangan...
Untuk setiap hal kecil dan besar yang telah aku dapati selama ini...

Aku bersyukur....

Untuk kamu...
Yang datang kedalam kehidupanku dengan sebuah arti...
Yang datang dan mengisi ruang hatiku dengan segala kekuranganku...

Aku bersyukur....

Untuk kamu...
Yang mau berjuang untukku...
Yang mau melakukan segala hal untuk bisa membangun istana di surga bersamaku kelak...

Terima kasih....

Untuk semua keringat dan kerja kerasmu...
Untuk semua cinta dan kasih sayangmu...
Untuk semua yang pernah kau lakukan untukku...

dan terima kasih...

Telah menjadikan aku orang yang paling berharga dalam hidupmu.. 😊

Senin, 28 Maret 2016

Self Reminder.... 1

Banyak banget "quote" positif tentang hidup..tentang menjalani kehidupan..tentang kisah-kisah inspiratif yang menggugah hati.
Saya sendiri senang membaca "quote" karena beberapa diantaranya menjadi motivasi bagi saya. Motivasi untuk menjalani hidup untuk lebih baik lagi. Motivasi untuk bisa berbuat lebih baik dan Motivasi untuk tetap bisa menjaga perilaku saat dimanapun dan kapanpun.
Tak lihat siapa yang menulis atau siapa yang mengatakannya. Selama itu baik dan positif tidak ada alasan untuk mengkritiknya.

Hidup itu tak sama. Saya..suami saya..anak-anak saya..teman-teman saya.. semuanya menjalani kehidupan yang berbeda. Hanya waktunya saja yang bersamaan.

Bagi saya, tujuan hidup itu ada dua.
1. Mencari sebanyak-banyaknya pahala.
2. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya dosa.

Tinggal kita pilih...
Nomer berapakah yang ingin kita capai hari ini..esok dan seterusnya..
atau...
nomer berapakah yang sudah kita kerjakan kemarin...

Tak ada yang tak lepas dari dosa. Seorang istri yang mungkin tanpa sengaja berbuat dosa kepada suaminya meskipun hal kecil. Sebaliknya juga suami yang berbuat dosa kepada istrinya tanpa disadari. Seorang anak, teman dan lain sebagainya tak ada yang lepas dari dosa.

Apa penyebab dosa2 kecil yang tak disadari itu ada?
Yaitu waktu-waktu kosong kita yang tak kita pergunakan sebaik-baiknya.
Waktu kosong kita yang membuat kita lalai. Membuat kita jauh dari Allah. Membuat kita terlena akan waktu yang sebenarnya terus berjalan tanpa disadari.

Bagaimana cara mengumpulkan pahala-pahala kecil tetapi memberatkan timbangan kita nanti?
Menggunakan waktu-waktu kosong kita untuk terus mengingat Allah. Menggunakan waktu luang kita untuk berdzikir kepada Allah. Basahkanlah selalu lisan kita dengan dzikrullah. Dzikrullah itu tidak mahal dan tidak sulit tetapi memiliki pahala yang berlimpah. Saat-saat apapun kita berdzikirlah kepada Allah. Saat bekerja, saat memasak, saat hendak tidur, saat berkendara dan lain sebagainya. Dzikrullah tak akan mencelakakan kita tetapi justru akan melindungi kita.

Sulitkah mengerjakan Dzikrullah?
Tak ada yang sulit. Jika kita mampu mendengarkan lagu-lagu dengan earphone kita. Mengapa tak kita ganti lagu-lagu tersebut dengan lantunan murottal Al-Quran dengan shalawat-shalawat nabi dan lain sebagainya. Lagu yang kita dengar tak mampu menyelamatkan kita dari panasnya api neraka. Tak mampu menghapus dosa-dosa kita.

Belajarlah untuk selalu dzikrullah disaat-saat tertentu.
Jika kita sudah terbiasa dengan dzikrullah insya Allah mengerjakannya setiap hari akan terasa sangatlah ringan.

Mari kita memperbaiki diri....
Karena dengan menulis seperti ini bukan berarti saya sudah menjadi pribadi yang baik tetapi mengajak untuk berbuat baik adalah kewajiban kita semua.

Rabu, 23 Maret 2016

Kemarin, hari ini dan esok ...

Masa lalu ada karena memang sesungguhnya hidup terdiri dari 3.
- Masa lalu atau kemarin
- Masa ini atau hari ini atau sekarang
- Masa depan atau hari esok

Tak ada orang yang mampu menghapus kenangan dari masa lalunya baik itu sebaik-baiknya kenangan atau seburuk-buruknya kenangan. Yang ada hanya bagaimana kita bisa menyikapi pikiran kita untuk kenangan-kenangan itu.

Ada hal-hal yang kita pilih pada masa ini hanya agar kita tidak larut dalam kesedihan pada apa yang sudah terjadi sebelumnya.
Ada hal-hal yang "dengan terpaksa" kita tinggalkan hanya demi kebaikan orang lain dan kebaikan kita.

Ada hal-hal yang kita pendam karena kita tahu tak mungkin membukanya karena mungkin sebagian adalah aib dan sebagian memang rahasia hati paling dalam.

Belajar dari masa lalu ketika mencintai seseorang dan bertepuk sebelah tangan hingga akhirnya terjerumus pada pergaulan yang salah yang tak mungkin diperbaiki.

Sampai ketika saat dimana diri ingin berubah dan bertemu dengan orang yang sangat baik tetapi rasanya diri kita tak pantas karena terlalu hina bagi orang-orang baik tersebut. Rasanya seperti mendzalimi diri sendiri jika hal-hal yang pernah terjadi terungkap di hadapan orang-orang yg suci dan bersih.

Sampai pada akhirnya Tuhan memberikan jalan terbaik-Nya dan memberikan seseorang yang memang tidak sesempurna apa yang kita harapkan tetapi mampu menerima kita dan mampu melapangkan hatinya untuk tetap bisa bersama kita.

Seseorang yang dengan segala kekurangannya selalu mampu untuk membuat kita tersenyum dan bahagia. Seseorang yang dengan keterbatasannya tetap mau berjuang untuk segala yang kita inginkan. Seseorang yang mampu meredam egonya hanya untuk tetap saling bersama menjalani bahtera kehidupan yang sangat terjal.
Amin
Semoga Tuhan selalu menjagamu dalam lindungan-Nya..

Tukang Pintu Keliling

Mungkin hari ini saya lupa bersyukur...

Begitu mudahnya saya belanja melalui aplikasi online dengan barang yang berharga cukup lumayan. Tidak terlalu mahal tetapi juga tidak murah. Ketika saya keluar rumah untuk ke atm dan melakukan pembayaran ternyata saya justru lupa untuk membawa kartu debit atm saya. Sedikit kecewa karena sudah jauh-jauh berjalan menuju atm dan ternyata saya tidak membawa kartu. Karena sebenarnya selain akan melakukan pembayaran saya juga ingin melakukan tarik tunai untuk uang belanja harian.
Saya segera pulang karena tidak jadi melakukan transaksi. Dalam perjalanan pulang, saya melihat seorang bapak yang sedang duduk lesu dibawah pohon. Disebelahnya terdapat sepeda dengan bawaan sebuah daun pintu. Saat itu juga saya berpikir, begitu mudahnya saya membelanjakan uang untuk barang-barang yang sebenarnya tidak saya perlukan. Padahal uang dalam jumlah tersebut mungkin sangat berarti bagi si bapak penjual pintu itu.
Mungkin si bapak sudah lelah berkeliling seharian tapi tak ada seorang pun yang membeli dagangannya. Mungkin si bapak berpikir akan makan apa keluarganya nanti ketika ia pulang tanpa membawa uang sepeserpun. Mungkin ada masalah-masalah sulit lainnya yang sedang ia hadapi.
Saya berkaca pada diri sendiri....
Setiap hari saya bisa belanja dan masak semua masakan enak tanpa peduli harga bawang naik atau tidak...harga cabai berapa puluh ribu sekilonya...atau harga daging yang terus melambung...
Setiap hari saya bisa makan nasi 3x sehari dan bisa beli beras setiap kali habis.
Setiap hari anak-anak saya bisa minum susu berbotol-botol dengan merek susu menengah ke atas tanpa pikir panjang berapa harga susu sekalengnya yang penting saya ingin yang terbaik untuk anak saya.
Apa yang saya butuhkan selalu ada.
Ketika saya beli hape beberapa bulan dan hilang, keesokannya saya bisa beli yang baru.
Ketika saya beli hape baru dan rusak tanpa tunggu waktu gajian saya bisa beli lagi.
Ketika kuota internet habis dengan ringan saya mengeluarkan uang untuk membeli paket data.
Ketika saya bosan di rumah saya bisa berjalan-jalan walau hanya sekedar ngemall

TETAPI....
Apa semua orang-orang yang ada disekeliling kita bisa seperti itu?
Rasanya seperti tamparan bagi saya. Membuat saya duduk termenung dan berpikir.

Mungkin selama ini saya kurang bersyukur. Saya merasa hidup saya sangat pas-pasan meskipun suami saya selalu memberikan uang gaji sepenuhnya kepada saya. Bahkan dia tidak meminta sepeserpun kecuali sangat butuh.

Mungkin selama ini saya memang tidak bersyukur. Sehingga saya selalu merasa berada dalam kekurangan. Padahal hidup saya jauh lebih enak jika saya mampu mensyukuri apa yang saya terima.

Karena bagi saya...
Bersyukur itu bukan hanya sekedar ucapan 'saya bersyukur'.
Tetapi lebih dari sekedar perbuatan dan perilaku kita dalam menjalani hidup itulah yang bisa menerangkan apakah kita bersyukur atau tidak...

Depok, 23-03-2016